NewsNow.id, Jakarta – Tiga menteri yang berasal dari Partai NasDem setidaknya boleh bernapas lega sesaat. Pasalnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno sudah memastikan reshuffle perombakan (kabinet) tidak akan terjadi di bulan ini.
“Tidak ada rencana reshuffle kabinet di bulan (Januari),” kata Pratikno di Jakarta, Senin (16/1/2023).
Meski begitu, dirinya tidak tahu persis apakah Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukannya di bulan Februari. “Kalau untuk bulan Februari, belum tahu ya,” tambahnya.
Sebelumnya, tiga menteri asal NasDem di Kabinet Indonesia Maju Jilid II disebut-sebut bakal di-reshuffle yakni, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate.
Bicara reshuffle, pengamat politik Saiful Huda Ems mengatakan, dua dari tiga menteri asal NasDem itu layak di-reshuffle, yakni Syahrul Yasin Limpo dan Johnny Plate.
“Banyak petani menjadi korban kebijakan Menteri Limpo. Ketika panen, harga jatuh karena permainan tengkulak yang dibiarkan. Anehnya, harga beras di pasaran justru harganya tinggi. Bulog tidak mau menerima hasil panen padi dari petani jika stoknya terbatas, padahal tidak semua petani sawahnya berhektar-hektar, hingga padinya bisa beratus-ratus atau beribu-ribu ton,” ungkap Saiful kepada NewsNow.ID, di Jakarta, Selasa (17/1/2023).
Dia menambahkan, harga pupuk dan obat hama padi, selain mahal juga sering langka, sulit didapat petani. Ada Kartu Tani untuk beli pupuk subsidi, pengaturannya juga sering kacau.
“Orang yang sudah mati kartunya masih bisa digunakan tuan tanah yang sawahnya berhektare-hektare, sedangkan petani yang sawahnya sedikit malah tidak mendapatkannya. Akibatnya petani kecil tidak mendapatkan keadilan, ongkos produksi sawah membengkak, sedangkan harga jual padi ketika panen tiba harganya anjlok. Ini fakta, riil yang terjadi di lapangan,” bebernya.
Dirinya mempertanyakan, Mentan dari perwakilan NasDem ini mengikuti bisikan siapa: Presiden Jokowi ataukah Surya Paloh?
Saiful mengatakan, Menkominfo pun layak di-reshuffle. “Bagaimana bisa menteri dari perwakilan NasDem ini masih bisa bertengger di jajaran Kabinet? Masih kurang apalagi rakyat memblejeti tumpukan dosa-dosa besar politiknya? Data identitas pribadi jutaan rakyat yang sangat rahasia bisa bocor dan diperjualbelikan secara bebas oleh para hacker luar negeri. Penipuan dan perjudian online marak dimana-mana hingga banyak rakyat stres, putus asa dan gantung diri, seperti banyaknya korban pinjaman online yang terus diintimidasi. Semua modus kejahatan itu berawal dari komunikasi selular, namun apakah Menkominfo mau bertanggung jawab secara moril terhadap itu semua? Pasti tidak mau,” serunya.
Saiful menegaskan, “Mereka berdua ini layak untuk di-reshuffle, bahkan sangat layak dan sangat mendesak”.
Soal kemungkinan Johnny Plate ikut diperiksa dalam kasus dugaan korupsi penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastuktur pendukung 2,3,4 dan 5 Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kejaksaan Agung RI telah memberi sinyal kemungkinan Menkominfo juga akan diperiksa.
Mereka yang telah ditetapkan sebagai tersangka yakni, Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Achmad Latif (AAL), Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia berinisial GMS dan Tenaga Ahli Human Development (HUDEV) Universitas Indonesia Tahun 2020 berinisial YS.
Saat dikonfirmasi, Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana mengatakan, “Itu semua tergantung kebutuhan penyidikan”.
Terungkapnya dugaan korupsi pada proyek BTS ini seolah menjadi pintu masuk untuk mengusut dugaan korupsi dan gratifikasi lainnya terkait penyediaan Set Top Box (STB) yang hingga kini masih bermasalah serta dugaan buka tutup aplikasi judi online yang sempat mencuat beberapa waktu lalu. (RN)