NewsNow.id, Jakarta – Kabar diajukannya Peninjauan Kembali (PK) oleh Partai Demokrat (PD) kubu Moeldoko menjadi babak baru perjuangan kubu Cikeas yang dipimpin oleh Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY). Kubu Moeldoko mengajukan 4 bukti baru (novum) ke Mahkamah Agung (MA).
“Sudah berpuluh tahun PD terpuruk karena perilaku beberapa anggota keluarga yang secara paksa dan membabi buta berusaha menguasai PD dengan cara menguasai seluruh pucuk pimpinan partai dan merubah AD/ART secara sepihak tanpa sepengetahuan para pengurus dan peserta kongres PD,” kata Saiful Huda Ems, Kepala Departemen Komunikasi dan Informatika DPP PD KLB pimpinan Moeldoko, dalam keterangan persnya yang diterima NewsNow.id, di Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Saiful melanjutkan, yang terjadi kemudian PD yang pada awalnya penuh dengan figur tokoh politisi-politisi ulung dan profesional ini menjadi lemah dan tak berdaya. “Karena itu mereformasi total PD dan membersihkannya dari politisi-politisi penghamba SBY merupakan fokus tugas kerja keras kami semenjak PD KLB kami selenggarakan,” jelasnya.
Dirinya menepis tudingan para tokoh dibalik PD KLB sebagai pembegal partai. “Pembegal partai adalah SBY, AHY, dan Ibas yang tanpa malu menguasai pucuk-pucuk pimpinan PD dan ‘menyihir’ semua pesera Kongres PD 2020, untuk mau memilih anaknya sebagai Ketua Umum dan menerima AD/ART PD yang disusun sendiri oleh SBY dan dimaksudkan hanya menguntungkan bagi diri dan keluarganya sendiri,” tandas Saiful.
Dia menilai, SBY memaksa secara membabi buta merubah PD untuk tak lagi menjadi partai yang demokratis dan terbuka, melainkan menjadi partai keluarga yang bisa mengokohkan kekuasaan keluarga, yakni keluarga Cikeas, pimpinan SBY dan para penghambanya.
Jadi, lanjut Saiful, yang disebut pembegal partai itu bukanlah jenderal yang bermaksud baik, membantu para pendiri dan pengurus serta semua kader PD. “Pembegal partai itu bukanlah jenderal yang ‘dilamar’ oleh para pendiri dan pengurus PD, untuk kemudian dipilihnya menjadi Ketua Umum, serta diharapkannya dapat memperbaiki PD yang sudah sekarat, akibat dikuasai dan dikendalikan oleh seorang pelarian Mayor yang dijadikan pemimpin karbitan oleh orangtuanya,” tukasnya.
Dia menambahkan, keluarnya Anas Urbaningrum mantan Ketua Umum PD dari penjara, akan menguak tabir rahasia korupsi Wisma Atlet Hambalang beserta beberapa kasus mega korupsi lainnya di masa kepemimpinan SBY. “Hal ini tentu akan memberikan sentuhan terindah lagi bagi eksistensi PD KLB pimpinan Moeldoko dan akan lebih mempunyai daya hajar yang dahsyat bagi para politisi kubu AHY penghamba SBY yang memberhalakan politik dinasti dan tirani,” pungkas Saiful. (RN)