NewsNow.id, Jakarta – Ditengah situasi global dan nasional yang penuh terus berfluktuasi, Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih hendaknya menjadi momentum untuk melakukan sejumlah pembenahan, baik dalam aspek mikro maupun makro, sehingga di satu sisi pondasi perekonomian nasional semakin kokoh dan Indonesia bisa luput dari krisis global.
Penegasan ini disampaikan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta Diana Dewi, terkait pergantian Gubernur BI yang berakhir masa jabatannya pada Mei 2023 ini.
Dewi menilai, ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang akan dihadapi Gubernur BI yang ditetapkan oleh Presiden RI.
Pertama, melakukan pengendalian tingkat inflasi dalam negeri. Di mana salah satu faktor penyebab dominannya adalah ketersediaan stok, utamanya bahan pangan.
“Dalam hal ini Gubernur BI yang baru haruslah membangun kolaborasi yang sehat dan berkesinambungan dengan para stakeholders, baik kementerian/lembaga di tingkat pusat maupun daerah,” kata Diana.
Kedua, menerapkan strategi yang pas agar dapat mengatasi ketidakpastian ekonomi global sehingga tidak berdampak pada Indonesia. “Kita tahu, perang Rusia dengan Ukraina berdampak pada kenaikan harga minyak dunia dan kelangkaan sejumlah bahan pangan. Ini harus dicarikan solusinya. Setidaknya, Indonesia memiliki pertahanan ekonomi yang kuat dalam menghadapi krisis global,” ungkap Diana.
Ketiga, perlu dicermati stabilitas harga dan nilai tukar rupiah. Pasalnya, kata Diana, jika BI menaikkan bunga ke level yang lebih tinggi untuk menjaga stabilitas kurs rupiah, akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Harus dicarikan opsi stabilitas kurs guna mengontrol naik turunnya suku bunga.
Keempat, Gubernur BI kedepan, harus dapat mencari titik tengah melalui kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi, tentunya dengan memperhatikan sisi inflasi yang berkembang di dalam negeri.
“Pasca pandemi, perekonomian kita belum sepenuhnya pulih. Untuk itu, perlu kebijakan-kebijakan strategis dari Gubernur BI untuk dapat mendukung pemulihan ekonomi, utamanya dalam membangkitkan UMKM sebagai pilar pendukung perekonomian bangsa,” tukasnya.
Kelima, terus mendorong digitalisasi dalam pelayanan perbankan dan sektor-sektor usaha lainnya serta menerapkan ekonomi hijau (green economy) yang bermuara pada ramah lingkungan. Ini bisa dituangkan melalui kebijakan reformasi struktural maupun digitalisasi.
“Siapapun yang akan dipilih oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur BI diharapkan bisa menjawab tantangan-tantangan tersebut. Melalui terobosan dan upaya kreatif Gubernur BI yang baru, maka stabilitas ekonomi bisa terjaga dan Indonesia bisa terhindar dari krisis global,” pungkas Diana Dewi. (RN)