NewsNow.id, Jakarta – Jelang Pemilu 2024 diprediksi akan banyak dana dari luar negeri masuk ke Indonesia, termasuk uang haram atau ilegal.
Hal tersebut diungkapkan Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Iman Sugema, dalam diskusi publik Indef secara virtual, Kamis (2/3/2023).
Menurutnya, masuknya aliran dana dari luar negeri untuk biaya politik di Indonesia sudah menjadi rahasia umum. Hal itu akan berdampak pada meningkatnya penukaran uang kartal rupiah (cash money) secara signifikan.
“Yang tadinya (uang) dikumpulkan oleh politisi akan dibawa masuk ke Indonesia. Entah dari Singapura atau dari mana untuk membiayai aktivitas politik mereka,” terangnya.
Dikatakannya, saat Pemilu hampir semua transaksi politik dilakukan secara cash (tunai). Karenanya dikenal istilah, finance in politic is a part of game.
Diingatkan, konstelasi politik yang memanas juga akan berpengaruh terhadap konfigurasi bisnis. Risiko bisnis pasca-pemilu harus menjadi pertimbangan pemerintah. “Ini merupakan sebuah dilema. Saya kira nantinya bagaimana pemerintah bisa melonggarkan likuiditas (untuk transaksi politik) tanpa harus kemudian menurunkan suku bunga,” ujarnya.
Pelonggaran likuiditas moneter untuk pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan suku bunga, sambungnya, tidak bisa dilakukan RI secara serta-merta. Pasalnya, inflasi menjadi acuan pemerintah dan banyak negara dalam kebijakan pengetatan likuiditas moneter. Padahal, fasilitas transaksi politik sendiri membutuhkan likuiditas yang lebih longgar.
Bagi Iman, harusnya situasi jelang politik itu sebaiknya bisa membawa keuntungan bagi Indonesia, terutama dalam mengatasi masalah seperti shortage of financial resources. Kendati, uang-uang tersebut tidak bisa dimanfaatkan langsung oleh sistem keuangan di tanah air.
“Yang bisa dilakukan adalah secara tidak langsung, setelah mereka bertransaksi baru kemudian bisa masuk ke financial system Indonesia,” tukas Iman. (RN)