NewsNow.id, Jakarta – Dua dokter pribadi mantan Gubernur Papua Lukas Enembe, telah tiba dari Singapura, Sabtu, 28 Oktober 2023 lalu. Keduanya menyarankan agar Lukas menjalani cuci darah. Bila tidak, nyawanya terancam.
“Melihat kondisi Lukas, dua dokter asal Singapura menyarankan untuk segera dilakukan dialisis (cuci darah) karena ginjalnya sudah tidak berfungsi. Akibatnya, limbah (racun) di tubuhnya menyebar dan membahayakan jiwanya,” terang Prof OC Kaligis, Koordinator Tim Pembela Hukum Lukas Enembe (TPHLE), di Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Kedua dokter asal Singapura itu, lanjut Prof OC, menyatakan, sudah tidak ada gunanya Lukas dirawat di Singapura karena kondisinya terlalu lemah. “Status kesehatannya dalam bahaya. Bila tidak cuci darah langsung, nyawanya tidak bisa diselamatkan. Ia bisa meninggal sewaktu-waktu karena gagal jantung,” kata OC Kaligis.
Dikisahkan, saat dikunjungi dokter Singapura, Lukas sempat menolak untuk cuci darah. Namun, setelah berdiskusi panjang lebar dan melalui nasihat, bujukan dari dokter itu, tim pengacara, Lukas dan keluarga akhirnya mau menjalani prosedur dialisis.
“Tindakan harus dilakukan oleh dokter-dokter di Indonesia. Salah satu syarat yang diminta Pak Lukas, yaitu perawatan dialisis harus dihadiri dan disaksikan oleh dokter Singapura. Kehadiran dokter Singapura adalah wajib dan harus meyakinkan Pak Lukas supaya beliau lebih percaya” urainya.
OC Kaligis meminta doa yang terbaik agar Lukas segera pulih. Per hari ini, Lukas sudah menjalani cuci darah sebanyak dua kali di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Sementara itu, Anggota TPHLE Petrus Bala Pattyona menyatakan, bila setiap minggu dokter mewajibkan Lukas menjalani 3 kali cuci darah, maka sudah sepantasnya hakim Pengadilan Tinggi memberikan status tahanan kota padanya.
“Demi kemanusiaan, kami mohonkan agar Pak Lukas dialihkan statusnya jadi tahanan kota,” tukas Petrus. (RN)