NewsNow.id, Jakarta – Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej mengaku laporan yang dilayangkan Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkesan tendensius dan mengarah ke fitnah. Namun, dirinya enggan melayangkan laporan balik. Ada apa?
“Tidak, saya tidak akan melaporkan balik Ketua IPW, meski laporannya mengarah ke fitnah dan tendensius,” kata Wamenkumham, usai diperiksa di KPK, hari ini, Senin (20/3/2023).
Dia mengatakan sejumlah alasannya yakni, Pertama, IPW merupakan LSM yang bertugas sebagai watch dog. Untuk itu, Eddy mempersilakan IPW dan LSM lainnya berkomentar dan menjalankan tugasnya melakukan kontrol sosial. Kedua, kalau pejabat itu diadukan, yang harus dilakukan itu bukan melaporkan ke Bareskrim, tetapi dilakukan klarifikasi.
Ketiga, dia menilai Ketua IPW bukan lawan yang seimbang. “Jika saya melaporkan Ketua IPW berarti masuk dalam sistem peradilan pidana yang merupakan mode berperang. Kalau berperang kan kita harus cari lawan yang seimbang,” tuturnya.
Terkait laporan asisten pribadinya, Yogi Arie Rukmana ke Bareskrim Polri dalam kasus tersebut, Wamenkumham mengatakan, itu merupakan hak pribadi Yogi sebagai warga negara. Apalagi, Yogi bukan pejabat negara dan bukan ASN.
“Saya tidak punya kewenangan apapun untuk menahan orang menggunakan haknya. Kalau saya tidak,” tukasnya.
Sebelumnya, Eddy Hiariej dilaporkan Sugeng atas dugaan penerimaan gratifikasi senilai Rp 7 miliar terkait konsultasi dan bantuan pengesahan badan hukum sebuah perusahaan.
Terkait laporan itu, Yogi Ari Rukmana, asisten Wamenkumham melaporkan Sugeng Teguh Santoso ke Bareskrim Polri, Selasa (14/3) malam. Sugeng dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik. Hal ini lantaran Sugeng menyebutkan nama Yogi sebagai perantara penerimaan uang dalam laporannya ke KPK. (RN)