Pelayanan Buruk Air Minum Bukan Kendala Kualitas Pipa
Tentang prediksi anggaran untuk mengganti jaringan pipa tua itu Rudi terkesan bercakap tak konsisten.
Di hadapan warga Putra Jaya, Rudi menyebut biaya mengganti seluruh jaringan pipa yang sudah tua dengan yang baru mencapai Rp 1 triliun.
Tapi saat berpidato pada acara Family Day Funwalk REI-BTN di Halaman Parkir BP Batam, Minggu (15/01/2023), Rudi menaksir anggaran mengganti jaringan pipa air minum Rp 4,5 triliun.
Dan angka itu jugalah yang dibantah oleh Benny dan menyebut yang bercakap itu macam tak kompeten.
Jauh sebelumnya Benny sudah mengingatkan BP Batam untuk tidak mengaitkan masalah pelayanan air minum yang buruk dengan pengelola lama.
Benny pun menegaskan saat penyerahan pengelolaan SPAM Batam ke BP Batam semuanya dalam kondisi sangat optimal dari sisi kualitas, kuantitas dan kontinuitas.
“Semua prosedural mulai dari verifikasi dan validasi oleh PT Surveyor Indonesia sebagai pihak yang berkompeten,” ujar Benny.
Saat serah terima, katanya, semua aset termasuk jaringan perpipaan dinyatakan dalam kondisi baik dan berfungsi normal. Demikian juga jaringan perpipaan ke arah Tanjung Uncang, Batu Aji, Sagulung dan Batam Centre termasuk kelompok pipa baru yang berumur kurang dari 10 tahun.
Pada saat serah terima, lanjutnya, layanan air minum di Batam terbaik di Indonesia. Kontinuitas suplai air minum di Batam dengan 23,7 jam per hari, dengan kuantitas suplai rata-rata 160 liter/orang/ hari.
Capaian itu, ia katakan, berada di atas standar ketentuan pemerintah. Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar 10 meter kubik/kepala keluarga/ bulan, atau 60 liter/orang/hari.
Selain itu, katanya, ATB juga telah berhasil memenuhi kualitas air minum sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan menjangkau cakupan layanan mencapai 99,7%, dan berhasil menekan tingkat kehilangan air hingga 14% yang merupakan terendah se-Indonesia untuk kelas pelanggan di atas 250.000.
“Oleh sebab itu, pernyataan Muhammad Rudi adalah tak benar terkait kondisi aset yang sudah tidak berfungsi dengan baik sebagai penyebab utama kendala suplai air minum,” sebut Benny dalam rilisnya.
Ia menjelaskan, permasalahan pelayanan buruk aliran air minum di beberapa lokasi bukan karena masalah kualitas pipa, sehingga dalih tersebut sangat tidak relevan.
PT ATB adalah pengelola SPAM sebelumnya selama 25 tahun masa konsesi dari Otorita Batam (BP Batam sekarang).
Pada November 2020 masa konsesi berakhir dan pengelolaan SPAM Batam ditangani oleh BP Batam dan bermitra dengan PT Moya Indonesia (MI) perusahaan entitas Salim Group.