NewsNow.id, Jakarta – Pandemi Covid-19 berdampak luas terhadap bisnis perhotelan di Tanah Air. Meski kini telah melandai, nampaknya masih sulit untuk bangkit, terutama bila minimnya terobosan dan inovasi dari pemimpin daerah guna mendorong keberlangsungan bisnis tersebut.
Ini dibuktikan dengan banyaknya hotel dan penginapan yang dijual oleh pemiliknya karena merasa begitu sulit untuk membangkitkan kembali. Di Batam, tercatat ada sekitar 14 hotel berbagai kelas yang dilego secara daring.
Dari penelusuran BatamNow.com di situs jual beli www.lamudi.co.id, ada sederet hotel yang terpaksa mengalihkan kepemilikannya. Ada hotel bintang 4 di daerah Sukajadi, Batam Center, yang dijual dengan penawaran Rp 1,1 triliun. Masih di Batam Center, ada lagi hotel bintang 4 yang dilego beserta golf area-nya senilai Rp 1 triliun.
Berikut ini datar hotel yang ditawarkan di laman Lamudi dan telah terverifikasi oleh pasar real estate online yang beroperasi di 34 negara itu:
- Hotel Bintang 4 di Sukajadi + Clubhouse dan Lapangan Golf, dijual Rp 1,1 triliun
- Hotel Bintang 4 + Golf Area di Batam Center, Rp 1 triliun
- Hotel Harmoni One, Rp 400 miliar
- Three Star Hotel di Nagoya, Rp 155 miliar
- Hotel Aston City di Nagoya, Rp 150 miliar
- Hotel Nagoya Thamrin City, Rp 140 miliar
- Resort di Barelang, Rp 80 miliar
- 3.5 Star Hotel di Batu Ampar, Rp 65 miliar
- Hotel & KTV di Nagoya, Rp 19 miliar
- Hotel 7 lantai di Nagoya, Rp 12,8 miliar
- Hotel Orchid Two Pelita, Rp 12 miliar
- BL Boutique Hotel Nagoya, Rp 12 miliar
- Hotel di Kawasan Pelita, Rp 4,8 miliar
- Hotel 4 lantai di Jodoh, Rp 4,6 miliar
Nampaknya Kepala Daerah di Batam kurang memiliki terobosan jitu untuk membangkitkan bisnis perhotelan yang erat hubungannya dengan dunia pariwisata. Mungkin Muhammad Rudi sebagai Wali Kota Batam lebih sibuk mengurus BP Batam yang lebih berprospek mendatangkan cuan baginya, guna memenuhi kebutuhan ‘amunisinya’ jelang Pilkada Serentak 2024, di mana dirinya berniat mencalonkan diri sebagai Gubernur Kepulauan Riau.
Fenomena jual hotel tidak hanya terjadi di Batam, tapi juga di hampir seluruh Indonesia. Tercatat ada 3.336 hotel di seluruh Indonesia yang tengah di pasarkan secara daring. Seperti di laman jual beli properti www.rumah123.com, juga memuat demikian.
Menurut Country Manager Rumah123.com, Maria Manik, tren penjualan hotel mulai meningkat pada tahun 2020, tepatnya ketika Indonesia mulai dilanda Covid-19. “Kami melihat lonjakan sebesar 9,2 ribu jumlah listing hotel di tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni tahun 2019,” ungkap Maria, dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (17/02/2023).
Hingga kini, ujarnya fenomena listing hotel yang dijual pun masih marak. Salah satu penyebabnya lantaran jumlah wisatawan domestik dan mancanegara di Indonesia yang belum seramai sebelum pandemi.
“Berakhirnya situasi pandemi, tak lantas memulihkan bisnis perhotelan. Proses pemulihan membutuhkan waktu lama untuk bisa kembali seperti kondisi semula,” terangnya.
Nampaknya, harus dipertanyakan gembar-gembor Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mengatakan wisatawan di Indonesia pada 2022 mencapai 5,2 juta orang. Sebab, kalau benar sebanyak itu, rasanya tidak akan banyak hotel dijual.
Dikatakannya, banyak pemilik hotel seperti hopeless akan bisnisnya dan memutuskan menjual properti hotelnya. (RN)