NewsNow.id, Jakarta – Fenomena terjadi kekurangan daging sapi saat Lebaran 2023 patut diwaspadai oleh pemerintah. Perlu upaya antisipasi agar tidak terjadi kelangkaan daging sapi dan kerbau.
Menyikapi kondisi demikian, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan pemerintah sudah mengantisipasi kebutuhan daging sapi baik lokal maupun impor, untuk kebutuhan Lebaran.
“Mengenai kebutuhan daging untuk mencukupi kebutuhan selama Ramadhan dan Lebaran 2023, sebenarnya pemerintah sudah antisipasi, termasuk penyiapan daging impor kalau memang akan mengalami kekurangan,” kata Wapres, dalam keterangan persnya, hari ini, Rabu (5/4/2023).
Dikatakannya, apabila pasokan dalam negeri sudah mencukupi, maka pemerintah tidak perlu melakukan impor. Namun jika pasokan kurang, pemerintah sudah mengantisipasi baik untuk sapi maupun kerbau.
“Saya kira pemerintah sudah menyiapkan antisipasinya,” kata Wapres lagi.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan perlunya mengantisipasi kenaikan harga komoditas menjelang Hari Raya Idulfitri.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan secara historis kenaikan harga beberapa komoditas yang perlu diwaspadai yakni salah satunya adalah daging sapi, selain juga tarif angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, dan lain-lain.
Sementara itu, owner Toko Daging Nusantara (TDN) Diana Dewi mengakui suplai daging untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2023 memang meningkat. “Kami dari pihak swasta berupaya membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan daging masyarakat. Insya Allah akan tercukupi,” ujarnya kepada NewsNow.id, di Jakarta, Rabu (5/4/2023).
Diana mengatakan, permintaan daging memang meningkat, tapi berkaca dari pengalaman-pengalaman lalu, maka stok yang ada perlu diperbanyak. “Pemerintah juga harus membuka ruang seluas-luasnya kepada pihak swasta untuk mengimpor daging sapi dan kerbau guna menutupi kekurangan kebutuhan daging,” serunya.
Bagi Diana, perlu ada kemitraan konkrit antara pemerintah dan kalangan swasta. “Kran impor harus dibuka, sebab dikhawatirkan stok daging sapi dan kerbau dalam negeri tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat,” pinta Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta ini. (RN)