Indonesia News Now (NewsNow.ID)
  • Pilihan Redaksi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Humaniora
Reading: 7 Kelenteng Bersejarah di Indonesia yang Menarik Dikunjungi saat Libur Imlek
Notifikasi Lainnya
Terbaru
BC Batam Bentuk Satgas Baru, Berantas Peredaran Rokok dan Mikol Ilegal dari Hulu ke Hilir
24/Jun/2025
Isu Tak Sedap Menerpa PT Persero Batam: Kontrak Kerja Sama 37 akan Diputus?
26/Mei/2025
KIARA Kritik Gagasan Menteri Iftitah tentang Transmigrasi Lokal bagi Warga Rempang
28/Mar/2025
Kementerian HAM Soroti SKCK sebagai Diskriminasi bagi Eks Narapidana
25/Mar/2025
Aksi Teror terhadap Tempo dan Urgensi Perlindungan Kebebasan Pers
24/Mar/2025
Indonesia News Now (NewsNow.ID)
  • Pilihan Redaksi
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Humaniora
  • Kategori
    • Pilihan Redaksi
    • Ekonomi & Bisnis
    • Hukum & Kriminal
    • Peristiwa
    • Humaniora
  • Berita Disimpan
  • Pers Indonesia
    • Kode Etik Jurnalistik
    • Pedoman Media Siber
    • Redaksi
Ikuti Kami

7 Kelenteng Bersejarah di Indonesia yang Menarik Dikunjungi saat Libur Imlek

Oleh: redaksi Terbit: 16/Jan/2023
Kelenteng Liong Hok Bio, Magelang. [Foto: situsbudaya.id]

NewsNow.id – Menjelang tahun baru Imlek 2023, kelenteng-kelenteng mulai dipersiapkan untuk merayakan hari besar yang jatuh pada Minggu, 22 Januari tahun ini.

Berbagai pernak-pernik khas oriental dipasang untuk mempercantiknya guna menarik wisatawan datang berkunjung.

Bukan hanya pernak-pernik yang cantik, beberapa kelenteng juga menarik karena cerita di baliknya. Banyak kelenteng bersejarah yang mencatat kisah keberadaan warga Tionghoa di daerah masing-masing.

Berikut tujuh kelenteng bersejarah di Indonesia yang bisa dikunjungi saat libur Imlek 2023.

1. Kelenteng Boen Tek Bio, Tangerang

Namanya berasal dari kata Boen (benteng), Tek (Kebajikan), dan Bio (rumah ibadah) yang dimaknai sebagai tempat atau wadah bagi sastrawan yang memiliki kebijaksanaan.

Lihat Juga |  Pakar Hukum Internasional: Jangan Lihat Israel dari Kacamata Kuda

Menurut laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kelenteng yang terletak di jalan Bhakti No, 14, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten, itu diperkirakan didirikan sekitar tahun 1684 oleh penduduk Kampung Petak Sembilan.

Sebagian besar penduduk di daerah itu adalah orang Tionghoa. Diperkirakan mereka menempati kawasan muara Sungai Cisadane (Teluk Naga) sejak 1407.

Bangunan awal kelenteng ini sederhana dan semipermanen. Ketika jalur perdagangan di sekitar wilayah Sungai Cisadane mulai ramai pada abad ke-17, kelenteng ini pun dibangun dan sempat beberapa kali mengalami renovasi sampai bentuknya saat ini.

2. Kelenteng Tay Kak Sie, Semarang

Kelenteng Tay Kak Sie merupakan salah satu kelenteng terbesar dan terlengkap di Semarang.

Lihat Juga |  KPK OTT Wali Kota Yana Mulyana Terkait Program Bandung Smart City

Terletak di di Gang Lombok No 62 Kelurahan Purwadinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Kelenteng Tay Kak Sie awalnya bernama Kelenteng Kwam Im Ting yang didirikan oleh seorang pedagang yang bernama Kho Ping dan Bon Wie serta dibantu kawan-kawan mereka.

Kelenteng itu didirikan pada 1746 untuk memuja Yang Mulia Dewi Welas Asih, Kwan Sie Im Po. Namun, kelenteng ini berkembang digunakan untuk memuja berbagai Dewa-Dewi Tao. Nama Tay Kak Sie yang berarti “Kuil Kesadaran Agung” tertulis pada papan nama besar di pintu masuk Kelenteng.

3. Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban

Menurut laman Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tuban, Jawa Timur, kelenteng ini merupakan satu-satunya kelenteng di Asia Tenggara yang menghadap ke laut.

Lihat Juga |  Partai Gerindra Dukung Ansar Ahmad dan Nyanyang Haris Pratamura di Pilgub Kepri 2024

Kelenteng ini diperkirakan didirikan pada 1773 silam. Nama Kwan Sing Bio berarti tempat pemujaan dan penghormatan kepada Dewa Kwan Kong. Tempat ini ramai dikunjungi saat ulang tahun Dewa Kwan Kong dirayakan pada 24 bulan 6 dalam sistem penanggalan Tionghoa

Salah satu keunikan kelenteng ini adalah pada gerbang masuk yang terdapat gapura kepiting raksasa, karena dahulu kawasan ini merupakan tambak yang banyak kepitingnya.

12Selanjutnya

Baca Juga

BC Batam Bentuk Satgas Baru, Berantas Peredaran Rokok dan Mikol Ilegal dari Hulu ke Hilir

Isu Tak Sedap Menerpa PT Persero Batam: Kontrak Kerja Sama 37 akan Diputus?

KIARA Kritik Gagasan Menteri Iftitah tentang Transmigrasi Lokal bagi Warga Rempang

Kementerian HAM Soroti SKCK sebagai Diskriminasi bagi Eks Narapidana

Aksi Teror terhadap Tempo dan Urgensi Perlindungan Kebebasan Pers

Sumber: Tempo
redaksi 16/Jan/2023
Berikan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending News
- Advertisement -
Ad imageAd image

© 2022-2024 NewsNow.ID. All Rights Reserved.

  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?